This episode is age restricted for viewers under +18
Create an account or login to confirm your age.
- After-Shows
- Alternative
- Animals
- Animation
- Arts
- Astronomy
- Automotive
- Aviation
- Baseball
- Basketball
- Beauty
- Books
- Buddhism
- Business
- Careers
- Chemistry
- Christianity
- Climate
- Comedy
- Commentary
- Courses
- Crafts
- Cricket
- Cryptocurrency
- Culture
- Daily
- Design
- Documentary
- Drama
- Earth
- Education
- Entertainment
- Entrepreneurship
- Family
- Fantasy
- Fashion
- Fiction
- Film
- Fitness
- Food
- Football
- Games
- Garden
- Golf
- Government
- Health
- Hinduism
- History
- Hobbies
- Hockey
- Home
- How-To
- Improv
- Interviews
- Investing
- Islam
- Journals
- Judaism
- Kids
- Language
- Learning
- Leisure
- Life
- Management
- Manga
- Marketing
- Mathematics
- Medicine
- Mental
- Music
- Natural
- Nature
- News
- Non-Profit
- Nutrition
- Parenting
- Performing
- Personal
- Pets
- Philosophy
- Physics
- Places
- Politics
- Relationships
- Religion
- Reviews
- Role-Playing
- Rugby
- Running
- Science
- Self-Improvement
- Sexuality
- Soccer
- Social
- Society
- Spirituality
- Sports
- Stand-Up
- Stories
- Swimming
- TV
- Tabletop
- Technology
- Tennis
- Travel
- True Crime
- Episode-Games
- Visual
- Volleyball
- Weather
- Wilderness
- Wrestling
- Other
31 Agustus 2023 - Perjumpaan yang Memulihkan
Bacaan Alkitab hari ini merupakan bagian akhir kisah Ayub. Setelah mendengar perkataan Allah, dalam bacaan Alkitab hari ini, Ayub menjawab dengan pengakuan bahwa perkataannya dilandasi oleh hal-hal yang di luar kemampuan nalarnya atau hal-hal yang tidak ia pahami. Dengan pengertian yang terbatas, dia menyampaikan keluh kesahnya kepada Allah. Ayub tidak berusaha membela diri, melainkan dengan rendah hati menerima teguran Allah dan mencabut perkataannya dengan pengakuan, "Hanya dari kata orang saja aku mendengar tentang Engkau, tetapi sekarang mataku sendiri memandang Engkau." (42:5).
Allah bukan hanya berfirman kepada Ayub, melainkan juga kepada ketiga sahabatnya. Allah menegur mereka yang dianggapnya sudah mengatakan hal yang tidak benar tentang Allah, tetapi Allah tidak menegur Elihu. Walaupun Allah menyatakan ketiga sahabat Ayub bersalah, Allah tidak menghukum mereka, melainkan memberikan jalan keluar yang bijaksana, yang menghasilkan rekonsiliasi di antara Ayub dan para sahabatnya. Mereka diminta untuk membawa persembahan korban bakaran kepada Ayub agar Ayub berdoa kepada Allah atas nama mereka. Selain menghasilkan rekonsiliasi, ketaatan ketiga sahabat Ayub juga menghasilkan pengampunan dari Allah.
Setelah Ayub mengaku serta merendahkan diri di hadapan Allah dan tidak lagi merasa diperlakukan tidak adil (42:6) serta terjadi rekonsiliasi di antara Ayub dan para sahabatnya, akhirnya Allah memulihkan Ayub dengan mengembalikan harta Ayub menjadi dua kali lipat dari semula (42:10,12). Saudara-saudara dan kenalan-kenalannya—yang sebelumnya menjauh (19:13-19)—datang kembali dengan memberi tanda kasih. Istri Ayub—yang jatuh dalam pencobaan (2:9) dan merasa jijik dengan Ayub yang berpenyakit (19:17)—kembali kepada Ayub, dan selanjutnya mereka kembali mendapatkan tujuh anak lelaki dan tiga anak perempuan. Mereka menjadi keluarga yang harmonis! Ayub diberi umur panjang sehingga dapat hidup hingga keturunan keempat.
Walaupun Allah tidak menjawab alasan penderitaan Ayub, perjumpaan Ayub dengan Allah bukan hanya melepaskan Ayub dari penderitaan, tetapi juga menumbuhkan iman Ayub kepada Allah serta memulihkan hubungan Ayub dengan istrinya, sahabat-sahabatnya, dan dengan Allah. Kiranya kisah Ayub ini menolong Anda untuk bertumbuh dalam iman melalui penderitaan dan memotivasi Anda untuk melayani mereka yang sedang bergumul dalam penderitaan. Apakah Anda pernah memakai kisah Ayub ini untuk menguatkan seseorang yang sedang menderita? [GI Benny Wijaya]